Ray Rangkuti: Prabowo dan Dan Anies adalah pasangan yang cukup ideal untuk dipaketkan dalam pilpres yang akan datang, menghadapi calon calon petahana, Jokowi.
Jakarta, kliktrend.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, belum menyatakan keinginannya maju menjadi calon wakil presiden (Cawapres), mendampingi ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Diketahui, Anies adalah figur yang patut diperhitungkan dan berpotensi menjadi wakil presiden pada pilpres 2019 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Orang Nomor satu di Dki jakarta tersebut, langsung membantah. Dia pun tidak ingin memberikan banyak komentar kepada terkait wacana dirinya menjadi cawapres mendampingi rival terkuat Jokowi pada pilpres kali kali lalu.
"Enggaklah, enggak," ujar Anies kepada wartawan di Menara 165, Simatupang, Jakarta, Sabtu (24/02).
CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, dalam merilis hasil surveinya tentang pemilu 2019, menyebut nama Anies Baswedan sebagai salah satu nama yang dianggap potensial mendampingi Ketua Umum Gerindra pada Pilpres mendatang.
Adapun nama- nama selain Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut adalah ketua umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Putra Sulung SBY Agus Harimurti Yudhoyono, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, ketua umum PAN Zulkifli Hasan, dan Kapolri Jendral Tito Karnavian.
"Publik setuju Prabowo berpasangan dengan Anies 60 persen, dengan Muhaimin 59, 4 persen, dan AHY 56,3 persen, kata Hasanuddin di kawasan menteng, jakarta pusat, Jumat, 23/ 02/ 2018.
Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan, Prabowo dan Dan Anies adalah pasangan yang cukup ideal untuk dipaketkan dalam pilpres yang akan datang, menghadapi calon calon petahana, Jokowi.
"Bisa jadi Anies dipasangkan dengan Prabowo, " kata Ray kepada Jawa Pos, Selasa (27/2).
Mengusung Anies sebagai cawapres, tidak mudah. Diketahui Partai Amanat Naional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera(PKS), sebagai partai pendukung Prabowo, menginginkan kadernya untuk mendampingi mantan Danjen Kopassus tersebut. Adapun kader PKS yaitu Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Heryawan sedangkan kader PAN adalah Ketua MPR, Zulkifli Hazan.
"Masalahnya apakah PKS dan PAN akan memberikan posisi tersebut bagi Anies?.Mengingat PKS dan PAN juga punya ambisi sama menempatkan kader mereka untuk duduk sebagai cawapres," tambah Ray.
Direktur Lingkar Madani tersebut menambahkan, kalau Anies ingin mendampingi Prabowo, maka Gubernur DKI tersebut harus memilih strategi untuk memperkutat basis massa ditingkat akar rumput, terutama kelompok islam yang selama ini tetap setia memberikan dukungan politiknya.
"Kira kira begitu(kuncinya harus lebih dekat dengan kelompok islam). Sebab, pendukung utamanya kan hanya di situ. Tapi itupun, kelompok Islam keras. Islam moderatnya bisa ke Jokowi, tapi bisa juga ke Anies, intinya akan terpecah," kata Ray.
"Atau ada desakan masif meminta PKS atau PAN memberi kesempatan ke Anis untuk dicalonkan sebagai Cawapres. Dalam hal ini, kelompok-kelompok Islam keras dapat memberi suara. Jika mereka melakukan desakan, ada kemungkinan PKS dan PAN akan legowo," ungkap Rangkuti.* (Marsi Edon)
Menanggapi hal tersebut, Orang Nomor satu di Dki jakarta tersebut, langsung membantah. Dia pun tidak ingin memberikan banyak komentar kepada terkait wacana dirinya menjadi cawapres mendampingi rival terkuat Jokowi pada pilpres kali kali lalu.
"Enggaklah, enggak," ujar Anies kepada wartawan di Menara 165, Simatupang, Jakarta, Sabtu (24/02).
CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, dalam merilis hasil surveinya tentang pemilu 2019, menyebut nama Anies Baswedan sebagai salah satu nama yang dianggap potensial mendampingi Ketua Umum Gerindra pada Pilpres mendatang.
Adapun nama- nama selain Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut adalah ketua umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Putra Sulung SBY Agus Harimurti Yudhoyono, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, ketua umum PAN Zulkifli Hasan, dan Kapolri Jendral Tito Karnavian.
"Publik setuju Prabowo berpasangan dengan Anies 60 persen, dengan Muhaimin 59, 4 persen, dan AHY 56,3 persen, kata Hasanuddin di kawasan menteng, jakarta pusat, Jumat, 23/ 02/ 2018.
Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan, Prabowo dan Dan Anies adalah pasangan yang cukup ideal untuk dipaketkan dalam pilpres yang akan datang, menghadapi calon calon petahana, Jokowi.
"Bisa jadi Anies dipasangkan dengan Prabowo, " kata Ray kepada Jawa Pos, Selasa (27/2).
Mengusung Anies sebagai cawapres, tidak mudah. Diketahui Partai Amanat Naional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera(PKS), sebagai partai pendukung Prabowo, menginginkan kadernya untuk mendampingi mantan Danjen Kopassus tersebut. Adapun kader PKS yaitu Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Heryawan sedangkan kader PAN adalah Ketua MPR, Zulkifli Hazan.
"Masalahnya apakah PKS dan PAN akan memberikan posisi tersebut bagi Anies?.Mengingat PKS dan PAN juga punya ambisi sama menempatkan kader mereka untuk duduk sebagai cawapres," tambah Ray.
Direktur Lingkar Madani tersebut menambahkan, kalau Anies ingin mendampingi Prabowo, maka Gubernur DKI tersebut harus memilih strategi untuk memperkutat basis massa ditingkat akar rumput, terutama kelompok islam yang selama ini tetap setia memberikan dukungan politiknya.
"Kira kira begitu(kuncinya harus lebih dekat dengan kelompok islam). Sebab, pendukung utamanya kan hanya di situ. Tapi itupun, kelompok Islam keras. Islam moderatnya bisa ke Jokowi, tapi bisa juga ke Anies, intinya akan terpecah," kata Ray.
"Atau ada desakan masif meminta PKS atau PAN memberi kesempatan ke Anis untuk dicalonkan sebagai Cawapres. Dalam hal ini, kelompok-kelompok Islam keras dapat memberi suara. Jika mereka melakukan desakan, ada kemungkinan PKS dan PAN akan legowo," ungkap Rangkuti.* (Marsi Edon)
KOMENTAR