Teknik-teknik negosiasi ampuh yang bisa dilakukan di saat sedang terlilit utang untuk mengatasi kendala tagihan pelunasan.
Trend Viral - Anda yang pada saat ini sedang punya utang? Entah utang ke teman, saudara, orang tua, atau bahkan ke bank? Saya yakin beberapa dari Anda pasti punya.
Utang tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan kita sehari-hari. Nah, yang sering jadi masalah, jika kita tak bisa membayar utang tersebut.
Sebagai contoh, Anda pinjam uang sebesar Rp 15 juta dari teman dan berjanji akan mengembalikannya setelah 3 bulan. Kenyataannya, saat jatuh tempo, Anda tidak bisa mengembalikannya.
Akibatnya jelas, kalau itu utang kepada saudara, hubungan Anda menjadi tidak enak. Kalau itu utang kepada teman, Anda mungkin akan malu jika ketemu. Jika utang kepada orang tua, mungkin Anda akan mengurangi jadwal sowan.
Dan yang paling gawat, jika Anda utang ke bank. Anda akan sering didatangi debt collector (penagih utang). Hidup Anda pun tidak tenang. Apalagi jika ternyata mereka datang ke kantor atau ke rumah Anda dengan sikap yang sama sekali tidak bisa disebut sopan.
Itu sebabnya ada banyak orang yang takut berutang. Bahkan orang tua sering berpetuah, "Kalau bisa, enggak perlu ngutang." Bahkan banyak pengusaha yang takut berutang. Takut jika tidak bisa mengembalikan.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah risiko gagal akan menyurutkan langkah Anda? Apakah Anda akan berhenti berwirausaha karena terlilit utang? Tidak ada jalan lain selain maju terus. Teruskan apa yang sudah Anda mulai.
Nah, untuk mengatasi utang yang macet, sebetulnya kuncinya cuma satu: NEGOSIASI. Untuk itu, cobalah melakukan tindakan-tindakan dibawah ini:
Bersikap Proaktif
Ilustrasi - 500px |
Sikap Anda akan memberikan kesan yang baik kepada para kreditur Anda. Memang, Anda mungkin akan "dimarahi". Tapi tidak apa-apa. Itu sudah konsekuensi. Usahakan untuk menahan emosi.
Paling tidak, sikap kooperatif Anda diharapkan benar-benar bisa masalah ini. Kenyataannya, kan, bukan Anda yang tidak mau bayar, tetapi Anda saat ini belum bisa membayar.
Jangan Berjanji Palsu
Ilustrasi - 500px |
Saran saya, kalau Anda memang tidak yakin, jangan menjanjikan. Anda tak ingin, kan, kredibilitas Anda turun terus gara-gara berkali-kali memundurkan jadwal pembayaran kan?
Jika terpaksa, buatlah janji pembayaran pada 1, 2, atau 3 bulan ke depan sesuai kemampuan Anda. Itu masih lebih baik daripada Anda harus bolak-balik minta maaf karena berulang kali tidak bisa memenuhi janji.
Viral: Nyaman Selama Masa Kehamilan, Apa Rahasianya?
Minta Keringanan Pembayaran
Ilustrasi - 500px |
Cobalah meminta agar mereka menyetop bunga yang sedang berjalan (kalau memang utang Anda ada bunganya). Dengan demikian, diharapkan saldo utang Anda tidak bertambah besar. Kemudian, mintalah agar sisa saldo utang tersebut bisa dibayar dengan cicilan tetap selama jangka waktu tertentu.
Semakin panjang jangka waktu cicilannya, biasanya akan semakin ringan juga cicilan tetapnya. Karena itu, dalam menentukan besarnya cicilan, sebaiknya cobalah disesuaikan dengan kemampuan Anda.
Paling tidak, jumlah cicilan sebesar 10-30 persen dari penghasilan Anda. Ini masih masuk akan dan tak akan memberatkan Anda.
Ajukan Diskon
Ilustrasi - 500px |
Kalau memang memungkinkan, cobalah meminta diskon kepada pemberi utang. Bisa diskon nilai pokok utang atau diskon bunga pinjaman.
Sebagai contoh, kalau Anda berutang sebanyak Rp 25 juta, dan Anda berjanji membayar sebanyak Rp 1 juta setiap bulan selama 3 tahun (total Rp 36 juta). Tetapi, pada akhir tahun ke 2 Anda sudah mulai kesulitan dalam membayar.
Cobalah meminta diskon, siapa tahu Anda bisa membayar sampai pertengahan tahun ke-3 saja. Atau, siapa tahun Anda bisa membayar sebesar Rp 900 ribu saja per bulan, tidak lagi Rp 1 juta. Ini akan bisa meringkankan Anda.
Sekali lagi, diskon ini bisa diberikan kalau memang keadaannya memungkinkan, seperti bahwa Anda bisa menunjukkan bahwa Anda memang betul-betul sedang kesulitan dalam membayar, dan pihak pemberi pinjaman adalah pihak yang fleksibel dan tidak kaku.* (Nova)
KOMENTAR