Sejumlah tips ampuh bagi para orangtua untuk dapat mendorong anak agar rajin belajar dan menemukan minat serta bakatnya.
Tips Viral - Mendorong anak agar mau rajin belajar memang tak mudah. Terlebih pada anak yang masih terlalu kecil. Namun sejumlah kiat-kiat ini bisa Anda coba.
Berikan Anak Kepercayaan
Katakan padanya bahwa Anda percaya dan yakin akan kesanggupannya bekerja keras maupun menyelesaikan tugas sebaik mungkin. Ajak anak menyadari bahwa sekolah merupakan prioritas utamanya dibanding kegiatan apa pun, melebihi bermain, maupun kegiatan sosial lainnya.Dukung kemampuan-kemampuan akademisnya. Bisa misalnya dengan berkunjung ke sekolahnya untuk mencari informasi berarti dari para gurunya.
Beri Perhatian pada Pelajarannya
Perlihatkan perhatian dan minat Anda pada hal-hal yang tengah dipelajarinya. Jagalah sikap dan berhati-hatilah menyampaikan pesan agar tidak terkesan membingungkan anak. Hindari komentar "menghibur" seperti, "Papamu juga dulu tukang bolos sekolah."Pernyataan semacam itu hanya akan membuat anak kelewat gampang memaafkan dirinya sendiri saat ia gagal. Ia jadi tidak tergugah dan enggan mencoba memperbaiki kesalahannya.
Viral: Mengenal Jenis dan Manfaat Imunisasi Untuk Anak
Ciptakan Suasana Belajar yang Baik
Tak bisa dipungkiri, anak dari segala lapisan usia membutuhkan perlakuan tertentu sebelum mereka bisa duduk tenang dan mulai belajar. Libatkan anak saat menyusun jadwal belajar di rumah. Anak yang dilibatkan saat menyusun "peraturan" biasanya merasa terikat dan akan mematuhi peraturan tersebut.Sedapat mungkin sediakan tempat yang cukup tenang dan sepakati waktu-waktu untuk belajar. Tentu saja sesuaikan dengan kebutuhan dan "ritme kehidupan" anak. Kesepakatan ini harus mendahului jadwal lain. Kapan boleh nonton TV, bersantai atau bermain dengan teman-temannya.
Tawarkan Bantuan Dalam Batas Tertentu
Tanpa sadar banyak orang tua yang mematahkan kemandirian anak dengan bersikap kelewat membantu. Anda memang wajib membantu, namun itu tidak berarti Anda harus sepanjang waktu mendampinginya menyelesaikan PR!Akan lebih membantu bila Anda menunjukkan kesediaan menjawab pertanyaannya, menunjukkan cara-cara menggunakan referensi, membuka kamus atau kiat menghafal pelajaran tertentu. Mengajaknya ke perpustakaan bila perlu juga dianjurkan.
Dampingi Memecahkan Masalah
Kalaupun ia punya masalah, ulurkan pemecahan masalah. Mintalah dia mencari solusi terbaik menurut pemikirannya. Bila terkesan buntu, baru ajukan beberapa alternatif pemikiran Anda. Namun, biarkan ia membuat keputusan terbaik untuknya.Dengan demikian anak terbiasa menentukan sikap dan belajar memikul tanggung jawab atas pilihannya. Bukankah ini berarti ia belajar mengembangkan kemandiriannya?
Viral: Cara Ampuh Mengatasi Anak yang Sulit Makan
Periksa PR-nya
Terutama berlaku bagi anak yang relatif masih kecil, kelas 1- 3 SD. Anak seusia mereka masih butuh petunjuk dan umpan balik dari orang dewasa untuk menguji kualitas hasil kerjanya. Kalau Anda menilai PR-nya dikerjakan namun secara sembrono, katakan apa adanya dan mintalah ia memperbaikinya.Hanya saja, Anda perlu membedakan perlakuan bila anak mulai menginjak usia belasan tahun. Karena mereka sebaiknya mulai belajar bertanggung jawab sendiri atas semua pekerjaaan sekolah mereka.
Anda tak perlu kelewat cemas. Karena kalau Anda sudah jauh-jauh hari menanamkan kebiasaan belajar yang baik, si anak pasti akan dapat mengatur waktu dan tugasnya dengan baik pula. Kalau Anda mendapat laporan khusus atas nilai atau perilakunya, tak ada salahnya Anda kembali memeriksa PR-nya.
Biarkan Bersaing Secara Sehat
Tak sedikit orang tua membiarkan anak-anak mereka bersembunyi alias menolak tantangan dan situasi kompetitif. Para orang tua tipe ini begitu cemas dan sama sekali tidak ingin melihat anaknya gagal atau kalah bersaing.Anak-anak yang terus-menerus menolak menghadapi berbagai situasi keras sebetulnya menampik kesempatan emas belajar dari kesalahan dan mengatasi segala rintangan. Kebiasaan ini justru akan mempersulit mereka sendiri saat mereka berhadapan dengan aneka tuntutan dari dunia luar.
Memang tidak mudah bagi orang tua menyaksikan anak mereka "berjuang". Tapi justru dengan cara itulah si anak belajar mengembangkan kebanggaan diri dan meningkatkan motivasi.
Jangan Remehkan Kemampuannya
Dalam situasi serba sulit antara tenggelam dan harus berenang (padahal ia tidak mahir), siapa pun pasti akan memilih berenang. Yang kerap terjadi, orang tua justru merendahkan kemampuan anak.Membiarkan anak bergaul dengan teman-temannya yang sedikit lebih tua secara tidak langsung akan membantunya luwes bergaul dan "terasah" mengukur kemampuan dirinya.
KOMENTAR