Memahami faktor-faktor penyebab dan cara mencegah terjadinya osteoporosis alias tulang keropos pada pria.
Trend Lifestyle - Pria bisa juga kena osteoporosis. Memang, risikonya lebih kecil ketimbang perempuan. Itu sebabnya osteoporosis pada pria kalah perhatian dibanding osteoporosis pada wanita. Tapi bukan berarti kaum pria boleh mengabaikannya bukan?
Tulang Pria dan Tulang Wanita
Pada pria, dengan bertambahnya umur, tulang kortikal (tulang dengan jaringan yang tebal) juga akan makin menipis. Penipisan ini memang tidak secepat pada wanita, karena pria tidak pernah mengalami menopause.Penipisan ini akan menyebabkan terjadinya pengurangan massa tulang. Sama seperti yang dialami pada wanita. Bedanya, pada wanita pengurangan massa ini lebih banyak diakibatkan oleh kehilangan elemen trabekular (jaring-jaring tipis) dari tulang yang bersangkutan.
Selama pertumbuhan, massa tulang pada pria juga lebih besar daripada wanita. Pria juga memiliki tulang trabekular yang lebih tebal batangnya daripada wanita.
Pada pria, ukuran tulang tungkai akan makin besar dengan bertambahnya umur, sedangkan pada wanita tidak. Hal ini akan menyebabkan osteoporosis pada pria relatif lebih ringan. Risiko cedera atau patah pada tulang juga lebih kecil daripada wanita.
Namun pada usia dewasa muda, frekuensi kejadian fraktur ternyata lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan wanita. Hal ini dihubungkan dengan frekuensi benturan yang lebih tinggi pada pria daripada wanita.
Dengan bertambahnya umur, frekuensi terjadinya fraktur pada panggul juga meningkat. Namun peningkatan ini lebih lambat 5 sampai 10 tahun dibandingkan wanita.
Viral: Mengenal Gejala dan Fakta Seputar Osteoporosis
Faktor Penyebab Osteoporosis Pada Pria
Ilustrasi - Ist. |
Selain itu pria yang ibunya menderita fraktur panggul ternyata memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita fraktur vertebra (tulang belakang). Sayangnya sampai saat ini belum ditemukan gen spesifik yang mengatur massa tulang dan risiko fraktur pada pria.
Faktor kedua adalah hipogonadisme (kelainan pada kelenjar-kelenjar penghasil hormon reproduksi). Hipogonadisme merupakan salah satu penyebab osteoporosis dan gagalnya pencapaian puncak massa tulang pada pria.
Dalam hal ini, terapi pengganti testosteron memiliki efek yang baik untuk meningkatkan massa tulang pada pria yang mengalami hipogonadisme.
Berbagai penyebab hipogonadisme pada pria harus dicari pada pria dengan osteoporosis. Seringkali pemeriksaan hipogonadisme pada pria tidak mudah dideteksi karena ukuran testes serta kadar testosteron yang tetap normal, walaupun kadar hormon tertentu meningkat.
Faktor ketiga adalah involusi. Dengan bertambahnya umur, terjadi penurunan massa dan kepadatan massa tulang pada pria, kira-kira tiga sampai empat persen per dekade setelah usia 40 tahun.
Setelah umur 50 tahun, kehilangan massa tulang lebih besar lagi. Walaupun demikian, tetap lebih rendah dibandingkan wanita.
Pada tulang trabekular, penurunan kepadatan massa tulang pada kedua jenis kelamin tampaknya sama. Tetapi korteks atau batang tulang trabekular pada pria lebih tebal dibandingkan pada wanita, sehingga risiko fraktur juga lebih rendah.
Fakto keempat adalah penyakit dan obat-obatan. Berbagai penyakit, obat-obatan, dan gaya hidup dapat menyebabkan osteoporosis sekunder pada pria. Misalnya merokok, alkohol, berkurangnya fungsi ginjal, kelainan lambung dan hati, serta beberapa faktor lain yang masih belum diketahui secara pasti.
Viral: Mengenal Gangguan Haid Menorrhagia
Saran Pencegahan Osteoporosis pada Pria
Ilustrasi - Ist. |
Pemeriksaan kepadatan massa tulang merupakan penyaring yang sangat penting untuk mendeteksi osteoporosis secara dini. Pemeriksaan biokimia juga harus dipertimbangkan dalam pengobatan penderita osteoporosis pada pria. Termasuk pemeriksaan kadar testosteron darah serta pengeluaran kalsium pada urin.
Bila penyebabnya jelas, maka terapi kausal sangat penting untuk diberikan. Pada hipogonadisme, pemberian testosteron, akan meningkatkan kepadatan massa tulang secara bermakna. Tentunya dengan catatan bila tidak ada kontra-indikasi
Berikut ini beberapa saran untuk mencegah osteoporosis pada pria.
- Jaga asupan kalsium yang baik yaitu 1.000 mg per hari pada pria muda dan anak-anak praremaja, serta 1.500 mg/hari pada remaja dan pria di atas 60 tahun.
- Hindari kekurangan vitamin D. Ini terutama berlaku pada penduduk yang tinggal di negara empat musim atau kurang paparan sinar matahari.
- Selalu lakukan gerak badan atau latihan fisik teratur.
- Upayakan diagnosis dini dan terapi yang tepat untuk kekurangan testosteron.
- Jauhi rokok dan alkohol.
- Kenali berbagai penyakit dan obat-obatan yang menjadi risiko osteoporosis.
- Perkecil aktivitas yang meningkatkan risiko terjatuh. Hindari pula faktor-faktor lain yang mencetuskan risiko tersebut, semisal lantai yang licin, obat-obatan penenang, obat-obatan anti hipertensi.
KOMENTAR