Mengenal menorrhagia, gangguan haid yang sering muncul pada wanita berusia di atas 35 tahun yang ditandai dengan pendarahan berlebihan.
Trend Lifestyle - Ada beberapa jenis haid yang dialami wanita, dari haid tidak teratur, haid yang jarang atau kadang-kadang, haid yang lebih cepat datang, sampai haid yang mendadak keluar sangat banyak.
Anggapan yang biasa beredar di masyarakat awam adalah haid yang teratur harus selalu jatuh pada tanggal yang sama setiap bulannya. Jika tidak jatuh pada tanggal yang sama pada bulan berikutnya, maka haidnya dianggap tidak teratur.
Anggapan ini sama sekali tidak benar. Pasalnya, bisa saja haid selalu jatuh pada tanggal yang berbeda setiap bulan, meski siklus haid si wanita sendiri normal atau teratur. Kenapa?
Pasalnya panjang daur haid pada setiap wanita tak harus 30 atau 31 hari seperti halnya jumlah hari di kalender. Hanya mereka yang memiliki panjang daur haid 30 atau 31 hari-lah yang haidnya selalu jatuh pada tanggal yang sama sesuai hari dalam kalender.
Viral: Mengenal Jenis dan Manfaat Imunisasi Untuk Anak
Sekilas Tentang Gangguan Haid
Ilustrasi - 500px |
Artinya, bagi mereka yang daur haidnya kurang dari jumlah hari kalender (30 atau 31 hari), maka seolah-olah tanggal haidnya selalu maju. Wanita yang memiliki daur haid 28 hari, seolah-olah haidnya selalu maju 2-3 hari setiap bulannya.
Padahal, sebetulnya haidnya teratur sebab datang setiap 28 hari. Cuma tanggalnya yang maju 2-3 hari.
Sebaliknya, wanita yang berdaur haid lebih dari jumlah hari dalam kalender, sebut saja 35 hari, jika haidnya teratur datang setiap 35 hari sekali, maka seolah-olah haidnya mundur 4-5 hari setiap bulannya, sebab jumlah hari dalam kalender hanya 30 atau 31.
Jadi, selama panjang daur haid wanita tetap teratur sesuai dengan panjang daur sejak ia gadis, maka haid wanita tersebut dinilai teratur. Haidnya baru disebut tidak teratur jika panjang daurnya berubah-ubah tidak seperti sediakala.
Haid yang tidak teratur banyak penyebabnya. Selain karena gangguan hormonal, dan ini sering terjadi, bisa juga disebabkan karena gangguan psikis pada wanita dengan berat badan kurang dari 40 kilo, atau stres fisik akibat terlalu lelah berolahraga. Gangguan haid jenis ini banyak dialami oleh kebanyakan atlet putri.
Viral: Mengenal Penyakit Gangguan Mental Skizofrenia
Ciri dan Gejala Menorrhagia
Ilustrasi - 500px |
Selain gangguan haid tidak teratur, kita juga sering mendengar keluhan haid yang berlebihan, tidak seperti biasanya, pada wanita yang tidak sedang hamil dalam usia reproduktifnya.
Haid yang berlebihan pada suatu daur haid ini disebut menorrhagia dan umumnya sering muncul pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Biasanya, pada daur haid yang normal, haid muncul tanpa keluhan maupun gejala berarti. Pada haid yang normal, darah yang keluar tak lebih dari 35 ml dan panjang haid bervariasi antara 3 sampai 5 hari.
Jadi, jika panjang haid melebihi yang biasanya, wanita harus curiga kalau-kalau haidnya memang abnormal. Adakalanya haid berlangsung tidak putus-putus sampai tiba lagi pada daur haid berikutnya. Akibatnya, sepanjang bulan wanita mengalami perdarahan rahim terus menerus.
Seorang wanita dinilai mengalami perdarahan rahim berlebihan atau menorrhagia jika darah haid yang keluar lebih dari 80 ml. Mungkin lama haidnya tetap, namun jumlah darah yang keluar yang melebihi ukuran biasanya.
Penyebab terbanyak menorrhagia pada wanita Asia, seperti terungkap dari sebuah studi di Universitas Hong Kong, adalah kekurangan zat besi atau anemia besi. Wanita yang kadar Hb darahnya di bawah normal (kurang dari 12) cenderung mengalami perdarahan haid yang berlebihan seperti ini.
Jika tak ada anemia besi, kemungkinan lain adalah ada yang tidak beres pada organ-organ reproduksinya. Misalnya tumor rahim myoma, polip dalam rahim, atau tumbuh endometriosis (tumbuhnya lapisan rahim di luar rahim yang menjadi penyebab wanita susah punya anak).
Menorrhagia juga bisa disebabkan adanya kanker ganas rahim, kista indung telur, atau kemungkinan letak spiral yang terganggu.
Viral: Panduan Puasa Bagi Penderita Diabetes Mellitus
Faktor Penyebab Menorrhagia
Ilustrasi - 500px |
Penyebab menorrhagia terakhir biasanya karena adanya gangguan kejiwaan yang umumnya berupa depresi, selain akibat gangguan toleransi menstruasi sehabis dilakukan sterilisasi.
Jika semua penyebab di atas tidak ada, kemungkinan penyebabnya ada pada organ di luar organ reproduksi. Mungkin ada yang tak beres pada kelenjar gondok, gangguan ginjal, atau penyakit hati, selain kemungkinan adanya penyakit gangguan metabolisme seperti kencing manis.
Namun, penyebab terbanyak kedua selain anemia besi dan gangguan darah lain (seperti gangguan pembekuan darah atau penyakit darah) pada wanita modern umumnya adalah gangguan fungsi hormonal tubuh.
Yang harus diketahui, produksi dan fungsi hormon-hormon dalam tubuh wanita yang ikut mengatur sistim daur haid sangat dipengaruhi oleh unsur emosi. Gangguan emosi ini juga akan berpengaruh pada daur haid, termasuk depresi sebagai faktor penyebab langsung.
Karena penyebabnya yang tak cuma satu, penyebab pasti menorrhagia harus dilacak. Ini bisa dimulai dengan pemeriksaan paling sederhana sampai pemeriksaan khusus. Wawancara bisa dimanfaatkan untuk menentukan sebab yang paling mungkin, sehingga pemeriksaan lanjutan berbiaya tinggi tidak selalu diperlukan.
Jika kemungkinan faktor penyebab organik tidak ditemukan dari pemeriksaan fisik dan tidak pula ditemukan anemia besi, kemungkinan gangguan fungsi hormonal menjadi acuan pemeriksaan.
Pemeriksaan paling sederhana dilakukan dengan USG melalui liang vagina (transvaginal USG) dengan mengerok lapisan rahim untuk contoh pemeriksaan sifat lapisan rahim. Dari sini akan bisa ditemukan jenis gangguan hormonalnya.
Viral: 5 Fakta Menarik Tentang Manfaat Positif Gosip
Terapi dan Pengobatan
Ilustrasi - 500px |
Tentu, dalam menentukan pemeriksaan maupun pilihan tindakan, dokter juga harus memperhatikan usia pasien, apakah memakai alat KB atau tidak, punya risiko kanker atau tidak, punya anak atau belum. Pada wanita yang belum punya anak tentu tidak dilakukan kuret untuk mengerok rahim.
Pemberian terapi hormonal pada pasien menorrhagia yang diperkirakan disebabkan oleh gangguan hormonal bisa menjadi tes juga. Artinya, jika pasien tidak juga membaik setelah mendapat terapi hormon, berarti terjadi gangguan organ reproduksi, sehingga terapi hormonal tak perlu dilanjutkan.
Terapi bagi penderita menorrhagia juga bisa dilakukan dengan beberapa cara. Selain dengan kombinasi hormon, beberapa jenis obat dapat pula dipakai. Tetapi jika dengan terapi obat tak juga membaik, pilihannya jatuh pada pembedahan, jika memang terbukti ada kelainan atau penyakit pada organ reproduktif.
Tak jarang, pilihan pembedahan pengangkatan seluruh rahim (total abdominal hysterectomy) diambil. Pembedahan ini memang dianggap yang paling baik, meski wanita harus mengalami menopause dini dan bisa timbul komplikasi pada saluran kemih atau usus halus pasca operasi. Masa perawatan sampai dengan masa pemulihan bisa selama 6 minggu.
Sekarang cenderung dipilih hysterectomy melalui vagina dengan bantuan laparoskopi (laparoskopy assisted vagina hysterectomy), dengan keuntungan masa perawatan maupun masa pemulihan yang jauh lebih singkat, yakni antara 3 hari sampai 3 minggu.
Pada kasus endometriosis bisa juga dilakukan pengelupasan lapisan rahim yang nyasar itu dengan tindakan laser atau dengan memanfaatkan radio frequency (endometrial ablastio) yang sebelumnya diterapi dengan obat atau cara pembedahan laparoskopi.
Jika menorrhagia disebabkan karena adanya penyakit lain yang mendasari timbulnya haid berlebih, maka penyakitnya-lah yang harus diterapi. Penyakit yang paling banyak ditemukan sebagai penyebab menorrhagia antara lain penyakit ginjal atau penyakit penyakit hati menahun, termasuk gangguan kelenjar gondok.
Setelah penyakitnya disembuhkan, gejala menorrhagia dengan sendirinya akan mereda juga. Dengan mengatasi penyakit-penykait tersebut, keluhan haid berlebihan pun akan dengan sendirinya teratasi.* (Nova)
KOMENTAR