Sejumlah fakta tentang tulang keropos alias osteoporosis untuk membantu mengenali gejala serta mengantisipasi resikonya.
Trend Lifestyle - Seperti halnya kulit keriput, tulang keropos atau osteoporosis juga tidak bisa dihindari. Osteoporosis seakan jadi momok, terutama bagi wanita. Betapa tidak, tulang penderitanya akan keropos, rapuh, dan mudah patah.
Secara alami, masa menopause pada wanita biasanya jatuh pada usia 42-55 tahun. Setelah itu, sekitar 1-2 tahun kemudian, proses osteoporosis dimulai. Gejalanya pegal, linu, dan nyeri di dalam tulang. Biasanya terasa pada tulang yang mendukung berat badan seperti punggung, paha, dan kaki.
Kenapa osteoporosis bisa terjadi? Apa saja faktor pencetus dan cara pencegahannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Viral: Mengenal Penyakit Gangguan Mental Skizofrenia
Sekilas Tentang Tulang Manusia
Ilustrasi - Ist. |
1. Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan. Dalam sistem gerak, otot dikenal sebagai alat gerak aktif sedangkan tulang dan rangka sebagai sistem gerak pasif.
2. Fungsi protektif, melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang.
3. Fungsi metabolik, sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral terutama kalsium dan fosfat.
4. Fungsi hemopoetik, yaitu tempat pembentukan sel-sel darah.
Secara anatomik, tulang dapat dibagi atas dua kelompok yaitu tulang pipih (tulang-tulang kepala, tulang belikat, tulang rahang bawah, ujung usus halus), dan tulang panjang (tulang paha, tulang lengan atas, tulang kering, tulang betis).
Viral: Mengenal dan Mewaspadai Bahaya Tumor Mata
Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang
Ilustrasi - Ist. |
Tulang juga merupakan jaringan dinamis yang selalu berubah dan mengalami pembaruan. Proses pembaruan ini dimulai dengan proses resorpsi (penyerapan) tulang yang diikuti dengan proses formasi (pembentukan) tulang pada tempat terjadinya resorpsi tadi.
Dengan demikian, tulang pada bagian tersebut diganti oleh tulang yang lebih baru. Proses ini selalu berpasangan dan seimbang dan disebut dengan proses remodelling.
Proses resorpsi tulang dilakukan oleh sel tulang yang disebut osteoklas. Sedangkan proses formasi dilakukan oleh sel tulang yang disebut osteoblas. Setelah proses formasi, akan dilanjutkan dengan proses mineralisasi tulang sehingga tulang yang terbentuk akan kuat dan sempurna.
Bila proses resorpsi terjadi secara berlebihan dan tidak diikuti oleh proses formasi, massa tulang berangsur berkurang. Keadaan ini disebut osteopenia. Bila osteopenia telah melewati ambang batas kerawanan patah tulang (fraktur), keadaan ini disebut dengan osteoporosis.
Terjadinya pengeroposan/perapuhan tulang terjadi ini menyebabkan tulang relatif lebih tipis dan rapuh. Akibatnya, tulang mudah patah.
Viral: Mengenal Gangguan Haid Menorrhagia
Beberapa Fakta Tentang Osteoporosis
Ilustrasi - Ist. |
Apa yang dimaksud dengan Osteoporosis?
Osteoporosis adalah keadaan di mana massa tulang menjadi berkurang secara alamiah. Akibatnya jaringan tulang menipis, rapuh, keropos, dan mudah patah.
Tulang merupakan jaringan yang mempunyai struktur seperti busa dengan rongga-rongga di dalamnya. Jika seseorang terkena osteoporosis, maka lapisan tulang luar yang keras akan menipis dan rongga-rongga di dalam tulang akan membesar.
Dengan menghilangnya massa tulang secara progresif, maka kemungkinan patah tulang sulit dihindari, terutama tulang pung-gung, pinggul, dan kaki. Dengan demikian, cedera ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang.
Bagaimana cara mendiagnosa osteoporosis?
Osteoporosis sudah dikenal sejak 1892. Namun di Indonesia baru bisa didiagnosa sejak 5 tahun terakhir dengan hadirnya densitometer, alat deteksi massa tulang.
Gejala osteoporosis terutama adalah nyeri. Nyeri ini mirip dengan nyeri karena rematik. Cuma saja, nyeri rematik terasa berasal dari bagian luar tulang, disertai bengkak, kemerahan, dan radang. Sebaliknya, nyeri pada osteoporosis berasal dari dalam tulang sebagai akibat melemahnya tulang.
Benarkah wanita Indonesia berisiko terkena osteoporosis?
Benar. Pasalnya, konsumsi kalsium harian wanita di Indonesia hanya sekitar 400 mg. Padahal kebutuhan kalsium harian orang dewasa yang dianjurkan adalah 1.000 mg per hari.
Pada wanita menopause, kemampuan usus untuk menyerap mineral kalsium sudah menurun. Jadi, di samping makanannya memang kurang kalsium, kadar kalsium yang terserap ikut menipis. Akibatnya, tulang akan kehilangan kalsium secara alamiah seiring dengan pertambahan usia sehingga tulang menjadi rapuh.
Penurunan massa tulang sebetulnya dapat terjadi baik pada wanita maupun pria (3:1). Namun pada wanita, terutama yang telah menopause, risiko makin tinggi, akibat menurunnya produksi hormon estrogen yang berperan penting dalam pembentukan tulang.
Jadi, pria dapat mengalami osteoporosis juga?
Pada lelaki, dengan bertambahnya umur, tulang kortikal (tulang dengan jaringan yang tebal) juga akan makin menipis. Penipisan ini memang tidak secepat pada wanita, karena lelaki tidak pernah mengalami menopause.
Penipisan ini akan menyebabkan terjadinya pengurangan massa tulang. Sama seperti yang dialami pada wanita. Bedanya, pada wanita pengurangan massa ini lebih banyak diakibatkan oleh kehilangan elemen trabekular (jaring-jaring tipis) dari tulang yang bersangkutan.
Di samping kebiasaan-kebiasaan seperti merokok, minum kopi. Keharusan minum obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama juga dapat mempercepat munculnya osteoporosis yang sebetulnya tidak perlu terjadi.
Apakah osteoporosis terkait dengan impotensi?
Osteoporosis kalau dikaitkan dengan hormon pria (testosteron) memang bisa. Namun dampaknya tidak seperti halnya estrogen pada wanita. Pada wanita ada menopause, sebaliknya pada pria ada andropause.
Gejalanya, libido menurun, gairah seks menurun, dan ada tanda-tanda osteoporosis karena faktor usia. Jadi kaitan osteoporosis dengan impotensi tidaklah langsung. Namun melalui faktor hormonal. Hormon testosteron mulai menurun pada usia di atas 70 tahun.* (Nova)
KOMENTAR