Meningkatkan Harga Diri dan Rasa Percaya Diri Anak

Panduan bagi orangtua dalam mendidik putera dan puterinya agar dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri anak-anaknya.

Meningkatkan Harga Diri dan Rasa Percaya Diri Anak

Tips Viral - Memiliki anak adalah karunia yang tak habis-habisnya kita syukuri, karena anak adalah kekayaan yang amat berharga dalam kehidupan.

Di masa depan, anaklah tumpuan harapan, keinginan serta cita-cita. Bahkan untuk beberapa orang merupakan sumber "investasi" yang dapat memberi rasa aman karena ada yang kelak mengurus dan merawat saat kita sudah menjadi tua.

Di masa kini, anak adalah sumber keceriaan hidup, sumber tawa yang tak ada habisnya. Sesuatu yang dikatakan atau dilakukan orang dewasa bisa membuat kita marah, bisa berdampak sebaliknya bila dikatakan atau dilakukan oleh anak-anak.

Tetapi juga sebuah kenyataan bahwa menjadi orang tua bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan bukan hanya pengetahuan, tetapi juga hati yang sabar dan penuh kasih, serta kesediaan untuk menerima kenyataan bahwa ada saja saat di mana kelak kita tak selalu sependapat dengan anak.

Bukan hanya gizi serta pendidikan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang menjadi sosok dewasa yang mampu menjawab tantangan kemajuan zaman. Perkembangan kepribadian yang "sehat" adalah juga modal dasar penting bagi anak agar jadi sosok tangguh tadi.

Karena itulah, membangun harga diri anak akan membuatnya memiliki rasa percaya diri yang baik, sehingga ia dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

ViralTips Mengontrol Pola Makan Anak Bagi Wanita Karier

Beda Antara Harga Diri dan Percaya Diri

Beda Antara Harga Diri dan Percaya Diri
Ilustrasi - Ist.
Pemahaman tentang definisi atau konsep dasar tentang keduanya, tak memberi jaminan orang tua juga sudah melakukan hal-hal yang bermakna untuk mengembangkannya. Karenanya, lebih penting dari ini, orang tua perlu tahu bahwa harga diri anaknya bersumber pada pemahamannya tentang nilai dirinya.

Dan bagaimana orang tua menilai dirinya, tentu menjadi masukan paling penting bagi anak, karena merekalah sosok yang berperan penting dalam hidupnya. Tidak ada orang yang bisa lebih berperan dalam membangun harga diri anak selain dari mereka yang mampu membuatnya merasa dicintai.

Bukan karena apa yang ia capai, melainkan karena keseluruhan yang ada di dalam dirinya. Anak bukan hanya perlu mengetahui ia disayang, tapi juga bahwa ia diterima dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Anak yang memiliki harga diri yang sehat akan tampil sebagai anak yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Ia percaya bahwa dengan apa yang ada dalam dirinya, ia tetap sosok yang tak ternilai harganya bagi orang tuanya.

Adapun kepercayaan diri anak berakar pada pengertian akan kemampuan dirinya. Mereka perlu yakin bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengatasi kegagalan yang pasti dialami oleh siapa pun di dunia ini.

Mereka juga memiliki tujuan positif di dalam hidupnya serta keinginan untuk merealisasikannya. Dan ini akan mereka peroleh dengan mengamati, mendengarkan, dan meniru apa yang orang tuanya lakukan dalam menjalani hidup ini.

Seorang anak yang memiliki percaya diri dan penilaian diri yang positif selalu berusaha menampilkan potensi terbaiknya melalui prestasi dan kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya.

Dan keterampilan dasar untuk mengembangkan kemampuan ini pada anak hanya dimiliki oleh orang tua yang mampu melihat dirinya sebagai sosok bernilai, memiliki kepecayaan akan kemampuan dirinya untuk menjadi orang tua.

Inilah langkah pertama yang perlu diambil untuk mejadikan diri sendiri sebagai contoh konkret, sebagai teladan sosok yang memiliki harga diri dan kepercayaan diri positif.

Percayalah pada kemampuan diri Anda sebagai orang tua, dan ini akan memudahkan tumbuhnya kepercayaan anak pada Anda sebagai "model" bagi perkembangan kepribadiannya.

ViralTips Ampuh Untuk Mendorong Anak Agar Rajin Belajar

Beberapa Kiat Untuk Orangtua

Beberapa Kiat Untuk Orangtua
Ilustrasi - Ist.
"Hebat, bagus sekali, Mas!" Atau, "Mama bangga sekali melihat lukisanmu yang indah!" Pujian dan penghargaan yang tulus akan sangat membantu perkembangan harga diri dan rasa percaya diri anak. Orang tua di Indonesia terkenal pelit akan pujian.

Dan dari pengalaman, saya melihat bahwa lebih banyak orang tua yang "sibuk" mempermasalahkan apa yang TIDAK dicapai anaknya sehingga mereka lupa akan apa yang SUDAH dicapai si anak.

Seorang anak seyogianya dipuji untuk nilai baik yang ia peroleh di sekolah, pertandingan yang ia menangkan, juga untuk perilaku yang sudah ia perlihatkan. Walaupun untuk ukurannya sebagai anak-anak, ini susah diwujudkan.

Bertamu dan duduk manis waktu orang tua ngobrol ngalor-ngidul, misalnya. Bagaimanapun, adalah sebuah perjuangan keras bila anak berhasil duduk diam di antara percakapan orang-orang dewasa. Karena itu, ia berhak memperoleh pujian.

Pujian juga merupakan kiat ampuh untuk memantapkan perilaku yang diharapkan di masa datang. Misalnya, "Papa tahu, kamu pasti ingin sekali meninju anak Om Max yang memukulmu tanpa sebab tadi. Dan Papa bangga karena kamu berhasil menahan diri untuk tidak membalasnya. Good boy!"

Karena pujian ini perlu tulus, maka tidak semua pujian yang diberikan akan berefek positif bagi perkembangan harga diri anak. Memuji hal-hal tidak penting yang dilakukan anak atau mengulang-ulang pujian yang sama, akan membuat pujian itu kehilangan maknanya.

Anak jauh lebih peka dari orang dewasa dalam mengenali pujian yang tidak tulus. Bila Anda memuji anak dengan benar, maka Anda akan melihat bahwa ia pasti berusaha mencoba aktivitas baru dan mencapai prestasi lebih baik dari apa yang ia lakukan kini.

Penopang tumbuhnya harga diri dan rasa percaya diri pada anak yang berikutnya adalah perasaan bahwa ide dan buah pikirannya bernilai dan dianggap penting. Baik oleh orang tua, maupun lingkungannya.

Coba kita amati situasi mal di suatu hari Minggu. Pastilah Anda pernah menjumpai seorang anak sedang dihardik orang tuanya karena merajuk atau malah menangis. Biasanya penyebabnya adalah ia sudah bosan ditarik ke sana kemari untuk melihat sesuatu yang sebenarnya tidak menarik untuk "dunia anak."

Diskon pakaian dalam, cuci gudang t-shirt, mana mungkin mengalahkan daya tarik toko mainan atau gerai es krim? Tapi, jarang sekali orang tua bertanya pada anaknya, "Ingin melihat-lihat apa di mal ini?" Atau, "Ke mana dulu kita jalan-jalan sebelum makan?"

Ketika anak mengemukakan pendapatnya, belajarlah menahan diri untuk tidak mengkritik atau menertawakan idenya. Pastilah makin muda usia makin tidak realistis idenya, karena bukan anak namanya kalau ia tak berfantasi, bukan?

Tapi kalau ia mendapat pengalaman bahwa ia didengarkan (dan sesekali dituruti), baginya ini sangat berharga karena ia merasa dianggap penting oleh orang tuanya.

Bila kemudian anak dibujuk atau dipengaruhi untuk mengubah tujuannya, ia tak akan menggerutu atau protes dan menangis. Karena ia sudah merasa bahwa ia diajak bicara, dan bukan sekadar disuruh mengekor ayah dan ibunya.

Pengalaman paling berharga dari proses meminta pendapat ini adalah keyakinan bahwa ia tidak langsung dikecam, dikritik, atau disalahkan saat menyatakan pikiran dan perasaannya.

Seorang anak yang tak pernah ditanya apa idenya atau perasaannya, akan tumbuh menjadi orang yang tak pandai mengutarakan dirinya secara benar. Apalagi mau mengesankan lingkungannya.

Dan bila kebiasaan ini ditumbuhkan sejak kecil, maka ketika ia dewasa dan punya banyak pertanyaan tentang masalah seks, obat bius, atau tujuan hidup, pastilah ia tak terhambat membahasnya dengan orang tua. Sekali lagi, karena ia yakin tak bakal dikecam atau dikritik saat mengungkapkannya.

Tengok yang sering terjadi kini, ketidaktahuan tentang seks amat jarang ditanyakan pada orang tua, karena belum-belum anak sudah disemprot, "Ih, anak kecil nanyanya, kok, jorok, sih?"

Penting bagi orang tua membantu anak berani mengungkapkan kegalauan maupun ketidaktahuannya. Tanpa dikecam atau malah di pojokkan.

ViralMemahami Perilaku Susah Makan Pada Anak

Bukan Bawaan, Bukan Pula Pemberian

Bukan Bawaan, Bukan Pula Pemberian
Ilustrasi - Ist.
Seorang anak yang tinggi harga dirinya adalah anak yang mampu melihat dirinya dengan berpikiran, "Pendapat saya dihargai orang tua, sehingga saya patut menyatakannya. Artinya, saya bernilai, kok, sebagai manusia."

Sebenarnya anak tidak terlahir dengan harga diri tinggi ataupun rendah. Lingkunganlah yang memberikan kontribusi bagi tinggi rendahnya harga diri anak. Dan ini didapat anak melalui dua cara.

Pertama, bila orang dewasa yang ia cintai dan ia hormati, menganggapnya benar-benar penting. Kedua, bila ia lingkungan menghargai apa yang ia lakukan bagi lingkungannya.

Karena itu, membuat anak merasa dirinya penting merupakan kunci utama mengembangkan harga diri anak. Pernyataan seperti, "Aduh, Allah baik sekali telah memberi Mia sebagai anak Mama", atau

"Tidak ada anak orang lain yang bisa menggantikan kamu di hati Mama," akan memberi perasaan pada anak bahwa ia bernilai karena ia adalah dirinya. Bukan karena apa yang ia lakukan atau ia capai saja.

Sebaliknya, kemarahan yang memicu orang tua untuk mengatakan, "Kamu ini benar-benar anak tak berguna," atau "Andai saja Mama tidak punya anak seperti kamu," akan menghempaskan anak pada suatu keyakinan bahwa ia sudah tidak lagi diharapkan keberadaannya. Dengan kata lain, ia tidak bernilai.

Karenanya ketika menghukum anak karena ia lalai atau tidak memenuhi kewajibannya, pisahkanlah antara diri anak dengan perbuatannya yang layak dihukum itu. Jadi, buatlah anak mampu merasakan bahwa perilakunya yang salah-lah yang mesti diperbaiki. Dan bukan karena dia menjadi dia.

Satu hal penting yang patut diingat, harga diri bukanlah anugerah yang dapat kita berikan pada anak, dengan sekadar mengatakan, "Harga dirimu tinggi, lo, Nak!" Sama sekali bukan!

Pada akhirnya, anak sendirilah yang menentukan harga dirinya. Sebab, hal ini erat terkait dengan bagaimana ia memandang dirinya, menilai dirinya, dan akhirnya menampil-kan perilaku sesuai dengan keyakinan dirinya tentang hal ini.

Bila saja orang tua mengingat hal ini, akan banyak sekali masalah disiplin, PR yang tidak dibuat, atau kegalauan yang tak terjawab oleh anak tentang seks, obat bius, dan masa depannya, bisa diatasi.

Mengapa? Karena anak yang memiliki harga diri baik akan MALU bila ia tidak bisa menampilkan potensi terbaiknya. Dan ia bisa berupaya tampil optimal kalau ia memberi "harga" yang cukup tinggi bagi dirinya.

Coba saja simak jawaban anak yang sebenarnya pandai, tapi prestasi sekolahnya jeblok. "Kenapa saya harus bersusah payah belajar? Toh, orang tua saya tak pernah menghargai apa yang saya lakukan?"

Akar permasalahan ini bukan utamanya pada disiplin, atau cara belajar yang salah, tapi standar pencapaian hasil yang dipatok anak untuk dirinya sendiri.

Bukankah sedih sekali kalau kita mendapati anak merasa tak perlu berpayah-payah belajar, hanya karena ia tak pernah merasakan pengalaman dianggap bernilai oleh orang tuanya sendiri?

Pembentukan harga diri juga tak cukup hanya dengan bersikap peduli dan penuh perhatian tanpa membekalinya dengan keterampilan untuk hidup di dunia ini.

Bukan cuma kiat yang didapat di sekolah melalui pengajaran formal, tapi utamanya untuk dapat menjalani hidup di segala situasi. Setiap orang punya kecenderungan untuk merasa cemas dan tak nyaman bila memasuki situasi atau lingkungan yang belum pernah ia alami sebelumnya.

 Apalagi seorang anak. Dan bila rasa cemas yang bersumber pada kondisi ini berkepanjangan dialaminya, mana mungkin ia membangun harga diri dan percaya diri?

Karena itu, bekalilah anak dengan pengetahuan mengenai apa yang harus ia lakukan di dalam keadaan darurat, atau di saat di mana ia sedang berada seorang diri.

Ketika anak-anak masih kecil, bila pergi ke mal atau pertokoan, tuntun mereka untuk mengenali satpam atau meja informasi yang dapat membantu berhalo-halo bila ia terlepas dari pegangan orang tuanya.

Bila hidup di kota besar, ajari pula anak bagaimana cara membaca petunjuk-petunjuk tertulis, sehingga mereka tak mudah tersesat dan bingung. Keyakinan bahwa ia mampu mengatasi keadaan adalah sumbangan besar bagi tumbuhnya keberanian anak untuk menghadapi lingkungannya.

Utamanya bahwa ia tak bisa hanya mengangakan mulut, berteriak dan menangis, lalu seperti sulap, mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia jadi belajar bahwa sesuatu bisa diperoleh melalui serangkaian proses kegiatan, dan ini dilandasi oleh langkah-langkah yang logis dan tertentu pula.

ViralTips Mengatur Pola Makan Balita, Atasi Anak Susah Makan

Cinta dan Kasih Sayang Orangtua

Cinta dan Kasih Sayang Orangtua
Ilustrasi - Ist.
Inilah sumber tak ada habisnya dari cara orang tua memperlakukan anaknya untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta harga diri yang baik.

Keyakinan yang tinggi bahwa dalam kondisi apa pun, ayah dan ibunya tetap menerima dan menyayangi dirinya, merupakan sumber kekuatan yang dipakai anak untuk mengeksplorasi ling-kungan guna memperoleh harga diri yang tinggi.

Dan ini hanya bisa diberikan oleh orang tua yang punya cinta tak bersyarat pada anaknya (unconditioned love). Pernyataan seperti, "Kalau tidak ranking satu, Mama enggak sayang, ah, sama Ade," bukanlah kalimat pemacu motivasi.

Hal semacam itu justru melahirkan kepercayaan bahwa ada serangkaian syarat yang harus ia penuhi bila ingin disayang Mama atau Papa. Akibatnya, saat tak mencapai itu, ia memang tak bernilai.

Bagaimanapun, orang tua yang bijak adalah orang tua yang tahu sampai batas mana ia bisa mendorong anak untuk mencari sarana pendukung berkembangnya rasa percaya diri anak. Dan di batas mana pula ia mengakui bahwa anaknya memang punya pula serangkaian kekurangan di samping kelebihan.

Untuk memiliki keterampilan seperti ini, orang tua pun harus memiliki pemahaman diri yang baik, di sisi mana ia memiliki kekurangan dan kelebihan, dan jujur mengakuinya.

Yang bisa kita ajarkan pada anak kita hanyalah apa yang ia lihat kita lakukan sehari-hari dan apa yang dianggapnya merupakan diri kita sebagai individu. Singkatnya, keteladananlah yang pegang peran paling penting.

Sebagai orang tua, kita dulu yang perlu memiliki harga diri dan rasa percaya diri yang baik. Setelahnya, di dalam jalinan keseharian hidup, kita tularkan ini pada anak-anak kita, melalui proses interaksi yang dikemas dengan kasih sayang yang tak bersyarat pada anak kita.* (Nova)

KOMENTAR

Nama

Foto Viral,3,Internasional,2,Nasional,11,Regional,7,Tips Viral,23,Trend Lifestyle,16,Trend Selebriti,13,Trending Now,38,Trending Topic,21,Video Viral,2,
ltr
item
Viral Trend: Meningkatkan Harga Diri dan Rasa Percaya Diri Anak
Meningkatkan Harga Diri dan Rasa Percaya Diri Anak
Panduan bagi orangtua dalam mendidik putera dan puterinya agar dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri anak-anaknya.
https://1.bp.blogspot.com/-G6TfL-gQC2k/XpV-vIMtVuI/AAAAAAAAAGw/dqvhuJF_JZopj5-qR-9_QSwaVEHTeeUEgCLcBGAsYHQ/s640/Meningkatkan%2BHarga%2BDiri%2Bdan%2BRasa%2BPercaya%2BDiri%2BAnak%2B.jpg
https://1.bp.blogspot.com/-G6TfL-gQC2k/XpV-vIMtVuI/AAAAAAAAAGw/dqvhuJF_JZopj5-qR-9_QSwaVEHTeeUEgCLcBGAsYHQ/s72-c/Meningkatkan%2BHarga%2BDiri%2Bdan%2BRasa%2BPercaya%2BDiri%2BAnak%2B.jpg
Viral Trend
https://viral.kliktrend.com/2020/04/harga-diri-dan-rasa-percaya-diri-anak.html
https://viral.kliktrend.com/
https://viral.kliktrend.com/
https://viral.kliktrend.com/2020/04/harga-diri-dan-rasa-percaya-diri-anak.html
true
2113424021955600201
UTF-8
Semua Artikel Tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batalkan balasan Hapus Oleh Beranda LAMAN ARTIKEL Lihat Semua BACA JUGA TOPIK ARSIP SEARCH SEMUA ARTIKEL Artikel yang Anda cari tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mgu Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Pengikut Ikuti KONTEN PREMIUM STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Salin semua kode Seleksi semua kode Semua kode telah disalin Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Daftar Isi