Panduan Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Anak

Panduan lengkap bagi orang tua agar dapat secara cermat memilih susu formula pengganti ASI yang tepat untuk anak.

Tips Viral - Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk anak sejak bayi. Akan tetapi, berbagai kondisi dan keadaan seringkali membuat orang tua tidak dapat memberikan ASI yang cukup bagi anak untuk tumbuh kembangnya.

Penggunaan PASI (Pengganti ASI) lantas menjadi alternatif yang tidak dapat dihindarkan. Namun demikian, 'solusi' ini juga kerap membawa 'masalah' baru. Orang tua dihadapkan pada masalah dalam memilih jenis susu formula yang tepat untuk anak.

Masalah ini diperumit dengan carut-marut ragam informasi tentang susu formula di masyarakat. Informasi yang beragam inilah yang membingungkan orang tua, karena seringkali sangat berbeda dan berlawanan satu dengan yang lainnya.

Berikut rangkuman Viral Trend berupa panduan lengkap bagi orang tua dalam memilih susu formula pengganti ASI bagi anak.
Panduan Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Anak
Viral: Tips Mengontrol Pola Makan Anak Bagi Wanita Karier

Kriteria Susu Formula yang Tepat

Perlu diingat, susu merupakan makanan yang dikonsumsi anak setiap hari dalam jumlah banyak dan jangka panjang. Pemilihan susu formula yang tidak sesuai dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka panjang.

Secara umum dapat dikatakan, prinsip pemilihan susu formula yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Namun, beberapa hal berikut penting untuk diperhatikan secara seksama.

Kriteria Susu Formula yang Tepat
Ilustrasi - Ist.

Tidak Menimbulkan Gangguan Saluran Cerna

Susu terbaik harus tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Susu yang terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya.

Penerimaan terhadap susu formula pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi anak lainnya bila minum susu A terjadi diare, muntah atau malah sulit buang air besar.

Harus Sesuai dengan Standar RDA
Semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia harus sesuai dengan Standard RDA (Recomendation Dietery Allowence). Standar RDA untuk susu formula bayi adalah jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Dengan kata lain, penggunaan apapun merek susu formula yang sesuai usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.

Tidak Harus Enak dan Disukai Anak

Susu yang paling enak dan disukai bukan merupakan pertimbangan utama pemilihan susu. Meskipun susu tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan sistem tubuh maka akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak.

Tetapi sebaliknya, bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu maka nafsu makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu.

Tidak Harus Merek Terkenal atau Mahal

Harga susu yang mahal dan merek yang terkenal juga bukan merupakan jaminan bahwa susu tersebut yang terbaik. Keterkenalan merek susu formula tertentu di suatu negara atau daerah sebenarnya lebih karena pertimbangan keberhasilan strategi pemasaran dan penyediaan barang.

Hal ini dapat dillihat bahwa susu dengan penjualan tertinggi di negara satu dengan negara lainnya di dunia sangat berbeda dan bervaiasi. Di negara Indonesia misalnya susu formula merek A, di negara Amerika serikat merek B, sedangkan di Belanda mungkin merek C.

Perhatikan Penambahan Zat pada Susu Formula

Penjualan susu formula adalah merupakan bisnis perdagangan yang sangat besar dan sangat menggiurkan. Setiap hari kita disuguhi promosi susu formula yang demikian gencar.

Semua produsen susu berlomba-loba mengangkat isu kecerdasan dengan mengandalkan AA, DHA, Spingomielin dan sebagainya. Karena sangat gencarnya promosi 'susu kecerdasan' ini, banyak orangtua menolak bila susu anaknya tidak mengandung AA dan DHA.

Fenomena ini merubah perilaku produsen untuk selalu menambah zat kecerdasan pada semua produk susu dan makanan anak. Sehingga akhirnya penambahan kandungan AA dan DHA kesannya hanya untuk kepentingan bisnis belaka.

Penambahan AA, DHA, Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh terhadap kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian masih bertolakbelakang untuk menyikapi pendapat tersebut.

Beberapa penelitian menunjukkan pemberian AA dan DHA pada penderita prematur tampak lebih bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga, WHO hanya merekomendasikan pemberian AA dan DHA hanya pada bayi prematur saja.

Soal Penambahan Prebiotik atau Sinbiotik

Penambahan prebiotik atau sinbiotik untuk memperbaiki saluran cerna bukanlah yang utama. Selama bahan dasar susu formula tersebut bisa diterima saluran cerna, maka penambahan kandungan tersebut tidak terlalu bermanfaat.

Sebaliknya, meskipun terdapat zat tersebut, tetapi bila beberapa kandungan dalam susu sapi tidak bisa diterima saluran cerna juga tidak akan memperbaiki keadaan. Bila terdapat masalah gangguan saluran cerna berkepanjangan yang penting adalah mencari jenis susu atau makanan lainnya yang dapat mengganggu saluran cerna tersebut.

ViralMemahami Perilaku Susah Makan Pada Anak

Mengapa Ada Susu Formula yang Tidak Cocok

Pengaruh ketidak-cocokan terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena reaksi alergi atau reaksi non-alergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi.

Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan di mana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi.

Mengapa Ada Susu Formula yang Tidak Cocok
Ilustrasi - Ist.
Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul. Reaksi non-alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.

Reaksi simpang makanan tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu, dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.

Alergi susu sapi adalah alergi terhadap kandungan protein tertentu yang ada di dalamnya. Banyak penelitian mengenai alergenitas protein susu sapi. Terdapat lebih dari 40 jenis protein yang berbeda dalam susu sapi yang berpotensi untuk menyebabkan sensitivitas.

Kandungan pada susu sapi yang paling sering menimbulkan alergi adalah lactoglobulin, selanjutnya casein, lactalbumin bovine serum albumin (BSA).

Analisa Immunoelectrophoretic menunjukkan bahwa casein berkurang alergenisitasnya setelah pemanasan sekitar 120 C selama 15 menit, sedangkan lactoglobulin, lactalbumin berkurang terhadap pemanasan lebih dari 100C. BSA and gammaglobulin kehilangan antigenisitasnya pada suhu antara 70C – 80C.

ViralTips Mengatur Pola Makan Balita, Atasi Anak Susah Makan

Gejala Reaksi Ketidakcocokan Susu Formula

Gangguan akibat ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan.

Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.

Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak.

Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.

Berikut beberapa kondisi klinis yang dapat diperberat karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula:

Gejala Reaksi Ketidakcocokan Susu Formula
Ilustrasi - Ist.


Gangguan Saluran Cerna

  • Sering muntah/gumoh, kembung,'cegukan', sering buang angin, sering 'ngeden /mulet', sering rewel, gelisah atau kolik terutama malam hari. Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari, Feses berwarna hijau, hitam, berbau, sangat keras, cair atau berdarah.
  • Hernia Umbilikalis (pusar menonjol), Scrotalis, inguinalis (benjolan di selangkangan, daerah buah zakar atau pusar atau “turun berok”) karena sering 'ngeden' sehingga tekanan di dalam perut meningkat.
  • Lidah sering timbul putih (seperti jamur). Bibir tampak kering atau bibir bagian tengah berwarna lebih gelap (biru). Gusi tampak bengkak seperti tumbuh gigi.
  • Karena pencernaan terganggu bayi sering minum berlebihan atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur <1tahun).
  • Bila gangguan saluran cerna terjadi jangka panjang akan mengakibatkan: daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang infeksi terutama ISPA (batuk, pilek, panas, tonsilitis (amandel) berulang kadang setiap bulan atau lebih).

Gangguan Saluran Pernapasan

  • Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Bayi seperti ini beresiko sering batuk atau bila batuk sering lama (>7hari) dan dahak berlebihan)
  • Sesak bayi baru lahir disertai kelenjar thimus membesar. Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin terjadi paru-paru yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya terjadi pada bayi usia kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asthma (sering batuk/bila batuk sering dahak berlebihan )sebelum usia pra-sekolah.
  • Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering tersedak.

Gangguan Hormonal

  • Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. 
  • Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau.
  • Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat. Sering berkeringat (berlebihan) terutama dahi, daerah rambut meskipun dalam suhu udara dingin.
  • Keputihan/keluar darah dari vagina, timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih
  • Reaksi simpang makanan seperti ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas pada saluran cerna atau leaky gut.

Gangguan Perilaku dan Motorik

Berikut ini sejumlah gangguan neuroanatomis dan neurofisiologis yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula.

Gangguan Neuro Anatomis

Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kaku. Breath Holding spell: bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku. Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan elektroensefalogram.

Gerakan Motorik Berlebihan

Pola perkembangan normal adalah bolak-balik, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan sesuai usia. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6-8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan.

Sedangkan gejala gangguan bisa dilihat pada usia < 1 bulan yang sudah bisa miring atau membalikkan badan.

Pada Usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti. Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga posisi badan bayi “mlengkung” ke luar. Bila digendomg tidak senang dalam posisi tidur, tetapi lebih suka posisi berdiri.

Pada Usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala. Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala. Sering kebentur kepala atau jatuh dari tempat tidur.

Gangguan Tidur

Biasanya pada malam hingga pagi gelisah, bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi 'nungging' atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau tiba-tiba duduk dan tidur lagi. 

Agresif Meningkat

Pada usia lebih 6 bulan sering memukul muka atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menggigit, menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit putting susu ibu bagi bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut.

Gangguan Konsentrasi

Anak cepat bosan terhadap suatu aktifitas bermain, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa lama memperhatikan. Tidak menyukai tempat yang sempit seperti box bayi atau ruangan kamar yang kecil. Sehingga sering minta keluar ruangan atau halaman luar rumah.

Keterlambatan Bicara

Tidak mengeluarkan kata umur < 15 bulan, , kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.

Emosi Meningkat

Sering menangis, berteriak dan bila minta minum susu sering terburu-buru tidak sabaran. Banyak tersenyum dan tertawa berlebihan, lebih dominan berteriak daripada mengoceh.

ViralPanduan Praktis Memilih Kosmetika untuk Bayi

Berbagai Jenis Susu Formula

Susu sebagai minuman utama pada bayi terdiri dari ASI, PASI atau susu formula (comercial formula) dan Non Formula. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak.

ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu.

Manfaat bagi ibu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu.

Berbagai Jenis Susu Formula
Ilustrasi - Rainier Ridao
PASI (Pengganti Air Susu Ibu) adalah merupakan alternatif terakhir bila memang ASI tidak keluar, kurang atau mungkin karena sebab lainnya. PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan.

PASI dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal (starting formula), susu lanjutan (Followup Formula) .dan susu formula khusus (specific formula). Starting Formula biasanya diberikan sejak lahir sebelum usia 6 bulan dan Followup Formula diberikan di atas usia 6 bulan.

Spesific formula merupakan formula khusus yang diberikan pada bayi yang mengalami gangguan malabsorbsi, alergi, intoleransi ataupun penyakit metabolik.

Susu formula khusus ini sangat banyak dan bervariasi yang berisi formula tertentu bagi keadaan yang tertentu pula. Diantaranya adalah susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior, pregestimil, atau yang paling ekstensif seperti Neocate.

Golongan susu tersebut termasuk yang paling aman karena komposisinya tanpa laktosa, mengandung banyak lemak MCT (monochain trigliserida) dan protein susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya.

Susu formula khusus lainnya adalah susu hidrolisat protein parsial, seperti NAN HA atau Enfa HA. Golongan susu ini biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat dikemudian hari.

Untuk pencegahan alergi biasanya hanya digunakan sejak lahir hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini bukan digunakan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala alergi yang ringan tampaknya penggunaan susu ini sangat bermanfaat.

Susu formula khusus kedelai atau susu formula soya adalah susu formula yang mengandung bahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi. Susu formula soya yang saat ini beredar di Indonesia adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan sebagainya. Susu formula khusus lainnya adalah susu bebas atau rendah laktosa. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita intoleransi laktosa.

Non formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai PASI. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental manis.

Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu formula dari susu sapi.

Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan.

Strategi Pemilihan Susu Formula

Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai resiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi.

Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang harus di amati adalah gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir.

Strategi Pemilihan Susu Formula
Ilustrasi - @enginakyurt
Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak.

Cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.

Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula.

Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan gangguan alergi. Dalam keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan).

Hal lain sering terjadi anak divonis alergi susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi tidak menimbulkan masalah kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin pertambahan usia akan semakin membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi biasanya terjadi sejak lahir.

Bila gejala alergi baru timbul di atas usia 6 bulan, penyebabnya sangat mungkin bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi terhadap makanan lainnya yang biasanya mulai dikenalkan pada usia tersebut. Penderita alergi makanan, selain alergi terhadap susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan tertentu.

Anak yang mengalami alergi susu sapi, ternyata didapatkan sekitar 30 – 40% mengalami alergi susu soya (kedelai). Tetapi susu soya merupakan pilihan pertama untuk anak alergi susu sapi pada usia di atas 6 bulan.

Bila anak mengalami alergi susu sapi yang ringan seperti gangguan kulit dan saluran cerna ringan akan bisa menerima susu sapi tersebut sekitar usia 1 tahun. Bila mengakibatkan gangguan berat seperti batuk, asma dan muntah biasanya akan bisa menerima susu sapi di atas usia 2 hingga 5 tahun.

Bila mencurigai ketidak cocokan susu formula, jangan terlalu cepat memvonis susu sapi adalah penyebabnya. Ketidakcocokan susu formula belum tentu hanya karena kandungan susu sapinya.

Gangguan bisa timbul karena kandungan yang terdapat dalam susu formula seperti laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.

Proses pengolahan bahan dasar susu sapi ternyata juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan susu sapi tertentu dapat menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan gangguan alergi. Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula tersebut. Susu sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu sapinya berbeda.

Penggantian ketidakcocokan susu formula tidak harus selalu dengan susu soya atau susu hipoalergenik. Jadi, bila mencurigai ketidak cocokan susu jangan terlalu cepat mengganti dengan susu soya atau susu hipoalergi lainnya.

Bila gangguannya ringan dengan penggantian susu sapi formula yang sejenis gangguan tersebut dapat berkurang. Misalnya, penggantian susu yang tidak mengandung DHA gangguan kulit bisa menghilang.

Buang air besar yang sulit dengan pengantian susu sapi tertentu yang tidak mengandung kelapa sawit gangguannya membaik. Demikian pula gangguan penderita yang sering batuk, dengan mengganti susu sapi formula tertentu dapat mengurangi gangguan itu.

Pemberian susu formula khusus seperti susu soya, susu peptijunior atau susu hipoalergenik sering dianggap tidak bergizi dibanding susu formula lainnya. Sebenarnya secara umum pendapat ini tidak benar.

Setiap susu formula kandungan vitamin, mineral dan kalorinya adalah sama, sudah sesuai standar FDA. Harus sesuai dengan kebutuhan anak menurut usianya. Memang susu tersebut tidak mengandung AA, DHA, dan 'kandungan kecerdasan' lainnya. Padahal penambahan kandungan zat tersebut masih belum terbukti secara klinis.

Sedangkan bila susu formula lainnya tetap dipaksakan maka banyak gangguan fungsi organ tubuh dan ganggua perilaku yang dapat terjadi dalam jangka panjang. Hal ini justru akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Selain ketidakcocokan susu, pertimbangan berikutnya dalam pemilihan susu adalah masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya.

Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik. Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut.

Semua susu formula susu yang beredar untuk bayi dan anak jumlah kandungan kalori, vitamin dan mineralnya tidak berbeda jauh. Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penambahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula.

Pertimbangan lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus dikawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut.

Bila tidak terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan anak.*

KOMENTAR

Nama

Foto Viral,3,Internasional,2,Nasional,11,Regional,7,Tips Viral,23,Trend Lifestyle,16,Trend Selebriti,13,Trending Now,38,Trending Topic,21,Video Viral,2,
ltr
item
Viral Trend: Panduan Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Anak
Panduan Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Anak
Panduan lengkap bagi orang tua agar dapat secara cermat memilih susu formula pengganti ASI yang tepat untuk anak.
https://1.bp.blogspot.com/-zHBoKWRSv_Y/YEy_UqQA1fI/AAAAAAAAANw/fJwvRyP32sEPcULNKpqSUnGN49kofbUOACLcBGAsYHQ/s16000/Panduan%2BMemilih%2BSusu%2BFormula%2Byang%2BTepat%2Buntuk%2BAnak.jpg
https://1.bp.blogspot.com/-zHBoKWRSv_Y/YEy_UqQA1fI/AAAAAAAAANw/fJwvRyP32sEPcULNKpqSUnGN49kofbUOACLcBGAsYHQ/s72-c/Panduan%2BMemilih%2BSusu%2BFormula%2Byang%2BTepat%2Buntuk%2BAnak.jpg
Viral Trend
https://viral.kliktrend.com/2021/03/panduan-memilih-susu-formula-yang-tepat.html
https://viral.kliktrend.com/
https://viral.kliktrend.com/
https://viral.kliktrend.com/2021/03/panduan-memilih-susu-formula-yang-tepat.html
true
2113424021955600201
UTF-8
Semua Artikel Tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batalkan balasan Hapus Oleh Beranda LAMAN ARTIKEL Lihat Semua BACA JUGA TOPIK ARSIP SEARCH SEMUA ARTIKEL Artikel yang Anda cari tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mgu Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Pengikut Ikuti KONTEN PREMIUM STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Salin semua kode Seleksi semua kode Semua kode telah disalin Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Daftar Isi